Selasa, 31 Mei 2011

PAPUA :)

Hari ini merupakan hari terakhir pelajaran persentasi dan negosiasi. Dosen yang satu ini memang agak unik. Dia orang yang hebat dan lumayan kaya. Dia sering sekali mengajar orang-orang dari kalangan pejabat. Yaa, entah dosen terbang atau dosen tetap di untar, yang jelas dia sempat ga masuk 1 bulan karena liburan ke eropa. Dan konon kabarnya dia akan melanjutkan sekolah d jerman bulan agustus. Kesan pertama saat aku melihat dia, dia sungguh dosen yang menyebalkan, saking pinter dan pengen disiplin kadang-kadang bisa jadi freak banget. 1 peraturan yang bikin aku inget terus sama dia adalah soal keterlambatan. Dia sangat tidak suka kalau ada salah satu mahasiswanya yang terlambat, meskipun hanya 3 menit.  Well, bukan ini yang mau aku bahas.

Jadi materi terakhir kita hari ini adalah berdebat soal alat kontrasepsi. Sebagaimana penting kondom harus di pakai saat berhubungan sex. Berdebatan ini menuju win win solution dengan cara yang tidak disengaja. Salah satu pihak yang tidak setuju penjualan kondom di jual bebas mendadak menyetujui solution yang di tawarkan oleh pihak lawan yang menganjurkan adanya penjualan kondom terbatas namun di wajibkan memakai kondom saat berhubungan sex.

15 menit sebelum kelas selesai, dosen ini, panggil saja mam sus berbicara sedikit mengenai kondom. Dia bercerita soal penyakit HIV/AIDS paling banyak di derita oleh orang papua. Orang-orang di sana menggunakan plastik saat berhubungan sex karena keterbatasan penjualan kondom. (Seketika aku teringat dengan pacar yang jau berada di papua..hahahahhaha. ) jadi jaman dulu entah kapan sebenarnya ada bank kondom yang di sediakan pemerintah, dari puluhan bank kondom di indonesia hanya 4 yang sampai saat ini masih beroperasi. 1 di jakarta dan 3 di papua.

Kenapa HIV/AIDS banyak diderita oleh orang papua?

Jawabannya sangat lah mudah, kebanyakan orang papua masih bodah dan belum mengerti.

Ingat khasus freeport?


Dimulai dengan digusurnya ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua. Tanah-tanah adat tujuh suku, diantaranya suku Amungme dan Nduga dirampas awal masuknya PT FI dan dihancurkan saat operasi tambang berlangsung. Limbah tailing PT FI telah meniumbun sekitar 110 km2 wilayah estuari tercemar, sedangkan 20 – 40 km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan subur terkubur. Saat periode banjir datang, kawasan-kawasan suburpun tercemar Perubahan arah sungai Ajkwa menyebabkan banjir, kehancuran hutan hujan tropis (21 km2), dan menyebabkan daerah yang semula kering menjadi rawa. Para ibu tak lagi bisa mencari siput di sekitar sungai yang merupakan sumber protein bagi keluarga. Gangguan kesehatan juga terjadi akibat masuknya orang luar ke Papua. Timika, kota tambang PT FI , adalah kota dengan penderita HIV AIDS tertinggi di Indonesia. 

Ironisnya, disaat penghasilan PT FI naik dua kali lihat pada tahun 2005, hingga mencapai 4 kali PDRB Papua. Index Pembangunan Manusia (IPM) Papua berada di urutan ke 29. Dari 33 propinsi. Nilai IPM diekspresikan dengan tingginya angka kematian ibu hamil dan balita akibat kurang gizi. Lebih parah lagi, “kantong-kantong kemiskinan” di yang berada di kawasan konsesi pertambangan PT FI mencapai angka di atas 35%. Menjadi sangat ironis. Disaat gaji dan tunjangan dua orang CEO PT FI (James Moffet dan Richard Aderson) mencapat US$ 207,3 juta, pendapatan rata-rata penduduk Papua kurang dari US$ 240 per tahun. Hasil Audit BPK tahun 2005, atas pengelolaan penerimaan negara bukan pajak pada Departemen ESDM dan PT FI untuk tahun anggaran 2004 – 2005 menunjukkan Indonesia belum mendapatkan hasil optimal dari KK PT FI.

Secara khusus perusahaan membayar militer untuk mengamankan perusahaannya. Dalam aporan resmi tahunan Freeport tertulis telah memberikan sejumlah US$ 6,9 juta pada tahun 2004, lalu US$ 5,9 juta pada tahun 2003, dan US$ 5,6 juta pada tahun 2002 kepada militer (TNI). Hampir setiap tahun, perusahaan selalu melaporkan telah membiayai TNI untuk melindungi keamanan tambangnya. Daftar panjang pelanggaran HAM juga terjadi disekitar pertambangan PT FI. Intimidasi adalah kondisi keseharian yang harus dihadapi warga sekitar tambang. 

See that? Begitu bodohnya orang papua sehingga mereka merelakan lahan mereka untuk keuntungan orang lain. Sungai yang di jadikan tempat pembuangan bekas pencucian emas setiap hari di manfaatkan penduduk. Satu per satu warga menampung air bekas pencucian emas. Dari mereka seriap harinya bisa mendapatkan beberapa gram emas. Karena kebodohan mereka, saat mendapatkan emas, mereka menjualnya lalu memakai uang itu untuk menyewa pelacur-pelacur dan berjudi. Karena itu lah penyakit HIV/AIDS banyak diderita oleh masyarakat papua yang sekaligus mempunyai tanah terkaya d indonesia.

Senin, 09 Mei 2011

Special Bday :)

Today is My Bday..
its only a simple bday..
just the day when i born and today finally I am 19 years old.
getting older.. more mature..
no bday cake..
no surprise..
many people said bday and blassed me..
there is only one of the most precious gift on this day :)
Mum be here and i got You..
thx God..
I LOVE MUM SO MUCH..
I LOVE HIM SO DAMN MUCH :)